Foto dari udara menunjukkan kehancuran di kota Bakhmut akibat serangan Rusia di Ukraina, yang dirilis pada 21 Mei 2023. Foto: Angkatan Bersenjata Ukraina /Handout via REUTERS
Foto dari udara menunjukkan kehancuran di kota Bakhmut akibat serangan Rusia di Ukraina, yang dirilis pada 21 Mei 2023. Foto: Angkatan Bersenjata Ukraina /Handout via REUTERS

Militer Rusia melaporkan pihaknya kembali menggagalkan serangan terbaru dari Ukraina di titik tempur saat ini, Donetsk, dan menyebabkan kerugian lebih besar terhadap kendaraan berat yang dipasok Barat.

Pada gilirannya, Kiev dilaporkan sedang mempersiapkan serangan balasan berskala signifikan yang telah lama diantisipasi.

Dikutip dari TASS, informasi tersebut disampaikan oleh Kementerian Pertahanan Rusia dalam pernyataan terbarunya di Telegram, pada Selasa (6/6).

“Angkatan bersenjata Rusia telah menghancurkan 1.500 tentara Ukraina yang mencoba menyerang dan delapan tank Leopard buatan Jerman,” bunyi pernyataan itu.

“Kekalahan tembakan yang kompleks ditimbulkan oleh pasukan militer, serangan dan penerbangan taktis operasional, pasukan rudal dan artileri, serta sistem penyembur api berat,” jelas mereka.

Sehari sebelumnya, Moskow juga sempat mengatakan bahwa di akhir pekan lalu pihaknya telah memulai serangan besar di bagian selatan wilayah Donetsk — yang juga berhasil digagalkan.

“Total kerugian pasukan Ukraina di wilayah Donetsk selatan lebih dari 1.500 prajurit Ukraina, 28 tank, di antaranya delapan tank Leopard buatan Jerman, tiga tank АМХ-10 buatan Prancis dan 109 kendaraan tempur lapis baja,” imbuhnya.

Kementerian Pertahanan Rusia menambahkan, militer Ukraina saat ini sedang mengorganisir kembali sisa-sisa brigade mekanik untuk kemudian melanjutkan serangan ofensif di Donetsk. Hal serupa pun dibenarkan oleh pihak Kiev.

“Rencana akan tetap hening — permulaannya tidak akan diungkapkan,” kata Kementerian Pertahanan Ukraina dalam sebuah video yang dirilis pada Minggu (4/6).

Kehancuran di kota garis depan Bakhmut, di tengah serangan Rusia di Ukraina, di wilayah Donetsk, Ukraina. Foto: Angkatan Bersenjata Ukraina/via REUTES
Kehancuran di kota garis depan Bakhmut, di tengah serangan Rusia di Ukraina, di wilayah Donetsk, Ukraina. Foto: Angkatan Bersenjata Ukraina/via REUTES

Pada gilirannya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada Senin malam tampak bersikap lebih misterius, dia mengindikasikan adanya perkembangan baik — menyanjungnya sebagai ‘berita yang telah kita tunggu-tunggu’ atas gerakan maju di bagian timur, yakni Bakhmut dan Donetsk.

Secara terpisah Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba dalam sebuah wawancara mengaku negaranya kini memiliki cukup senjata untuk melakukan serangan balasan.

“Kami [sudah] mendapatkan semua senjata. Tidak ada lagi hal besar yang harus diperjuangkan,” kata Kuleba.

Namun, diplomat itu enggan berkomentar ketika ditanya apakah serangan balasan tersebut sudah dimulai atau sebaliknya.

Di sisi lain, Wakil Menteri Pertahanan Ukraina Hanna Maliar melalui Telegram mengatakan bahwa militernya berhasil beralih ke tindakan ofensif di sejumlah bagian garis depan — tetapi menolak usulan untuk meluncurkan operasi yang lebih besar.

“Tujuan musuh adalah menerobos pertahanan kami di sektor yang paling rentan, menurut pendapatnya, di garis depan. Itu tidak berhasil,” tulis Maliar. “Fokus utama saat ini adalah pada sektor Bakhmut,” sambungnya.

Suasana kota Bakhmut yang hancur akibat serangan Rusia di Ukraina, pada 21 Mei 2023. Foto: Angkatan Bersenjata Ukraina /Handout via REUTERS
Suasana kota Bakhmut yang hancur akibat serangan Rusia di Ukraina, pada 21 Mei 2023. Foto: Angkatan Bersenjata Ukraina /Handout via REUTERS

“Ini telah menghasilkan beberapa keberhasilan, termasuk kemajuan. Kami telah menguasai beberapa tempat,” tutup dia, tanpa merinci lebih lanjut.

Sejak konflik dimulai pada Februari 2022 lalu, Rusia dan Ukraina sering kali membuat klaim saling menjatuhkan terkait jumlah kerugian atau perihal kondisi di medan perang yang tidak dapat diverifikasi kebenarannya secara independen.

Terkait dugaan serangan balasan besar-besaran yang sedang berlangsung saat ini, juru Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby enggan mengatakan bahwa dirinya berpikiran demikian. “Saya tidak akan berbicara untuk militer Ukraina,” kata Kirby.

“(Tapi) kapan pun mereka memutuskan untuk melangkah dan apa pun yang mereka putuskan untuk dilakukan, presiden yakin bahwa kami telah melakukan semua yang kami bisa selama enam, delapan bulan terakhir atau lebih untuk memastikan bahwa mereka memiliki semua peralatan, pelatihan, dan kemampuan untuk berhasil,” sambung dia.

Berhasil atau gagalnya serangan balasan di medan perang nantinya, diperkirakan akan dilakukan dengan persenjataan canggih dari Barat yang senilai miliaran dolar. Sementara apa pun hasilnya kelak, maka akan sangat mempengaruhi bentuk dukungan diplomatik dan militer Barat untuk Kiev di masa depan.

Gerbang Fakta

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *