
Direktur Eksekutif Developing Countries Studies Center (DCSC), Zaenal A Budiyono, menilai Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) sudah mulai retak dan rawan pecah. Hal ini, kata Zaenal, bisa dilihat dari pernyataan Ketua Majelis Pertimbangan PPP, Muhammad Romahurmuziy alias Romy, yang menegaskan hubungan partainya dengan PDIP yang semakin membaik.
"Meski KIB terbentuk lebih awal dibanding koalisi lainnya, namun koalisi ini masih kesulitan menentukan capres/cawapresnya. Akibat situasi ini, baik PPP, Golkar, dan PAN saling mengintip peluang memajukan kepentingannya masing-masing," kata Zaenal dalam keterangannya, Jumat (10/3).
Langkah PAN mendeklarasikan dukungan untuk Ganjar Pranowo-Erick Thohir menurut Zaenal bisa dipahami karena Ganjar merupakan salah satu calon kandidat kuat di bursa capres saat ini. Masalahnya, lanjut Zaenal, Golkar dan PPP tidak sejalan dengan manuver tersebut karena sudah punya calon sendiri-sendiri.
"Golkar masih bertahan dengan nama Airlangga Hartarto sebagai capres, sementara PPP semakin dekat ke Sandiaga Uno untuk mendampingi Ganjar [sebagai cawapres]," ungkap Zaenal.
"Beragam kepentingan ketiga parpol tersebut yang kemudian disimpulkan oleh Romy bahwa KIB jalan di tempat dan bahkan rawan pecah," imbuhnya.
Zaenal menilai ketiga partai anggota KIB masing-masing berpotensi mempercepat perpecahan KIB. Misalnya saja Romy yang baru-baru ini kembali jadi faktor penting di PPP kembali mengungkap sejarah hubungan mesra PDIP dan PPP baik di era Orba atau Reformasi.
"Di konteks ini, Romy menegaskan ada ajakan dari PDIP untuk membangun koalisi bersama. Jika ini terwujud, dengan history politik di atas, besar kemungkinan KIB akan pecah," ucap Zaenal.
Apalagi di saat yang sama, Koalisi Perubahan yang mendukung Anies Baswedan sebagai capres kini sedang gencar membangun komunikasi dengan Golkar. Selain itu, hingga saat ini belum cawapres definitif yang diumumkan untuk berpasangan dengan Anies.
"Sehingga terbuka kemungkinan faksi-faksi di Golkar untuk bermain selain dengan opsi Ganjar [sebagai capres]. Atau bisa saja KIB tetap bertahan dengan komposisi baru, namun ini sulit karena partai yang tersisa, PKB, mungkin akan bertahan dengan Gerindra," pungkasnya.
Apalagi ada indikasi Koalisi Perubahan yang mendukung Anies Baswedan juga sedang membangun koalisi dengan Golkar," ucap Zaenal.