
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan menyindir bakal calon presiden (bacapres) suksesor Jokowi agar bisa melanjutkan pembangunan, bukan malah membuat perubahan-perubahan.
"Bangsa ini harus satu, tidak ada boleh yang aneh-aneh, tidak ada. Jangan sekali-sekali kita jelekkan negeri kita. Saya sudah singgung tadi, tidak ada pencapaian suatu negara itu jadi negara maju hanya satu periode presiden, tapi harus berlanjut. Kalau setiap calon presiden mengatakan 'oh saya melakukan perubahan' apa yang mau diubah?," kata Luhut di Hotel Mulia Jakarta, Selasa (30/5).
"Presiden itu, calon yang datang itu saya minta juga, saya ke mana-mana saya bicara itu, Anda jangan hanya bicara perubahan, apa yang mau Anda ubah, Anda lanjutkan yang ada, perbaiki di sana sini," tegas Luhut.
Menurut Luhut, untuk mewujudkan Indonesia sebagai bangsa yang hebat, tidak cukup hanya satu periode presiden saja, melainkan perlu setidaknya 3-4 periode presiden yang pembangunannya berkesinambungan.
"Karena Tiongkok pada proses tinggi sekarang ini membutuhkan juga 40 tahun 50 tahun. Kita mostly lebih bagus karena kita pada level yang sudah lumayan sekarang," kata Luhut.
Luhut menambahkan, setidaknya ada empat pilar pembangunan yang harus dilanjutkan presiden terpilih setelah Jokowi nanti. Yang pertama adalah hilirisasi industri dan kedua adalah digitalisasi dan efisiensi.
"Mengenai digitalisasi efisiensi, e-katalog segala macam di dalamnya itu supaya tadi mengurangi korupsi, karena semua kalau kita digitalisasi, kita bangun sistem pasti lah orang enggak bisa korupsi atau makin susah korupsi. Itu yang kita mau," kata Luhut.
Pilar ketiga adalah dana desa. Luhut mengatakan, Presiden Jokowi telah memberikan dana desa kepada lebih dari 74 ribu desa di Indonesia. Berkat itu, ekonomi di pedesaan berputar setidaknya sampai Rp 1 miliar.
"Yang terakhir itu harga komoditas. Tapi harga komoditas ini variabel sekali, dan tiga ini kalau dilakukan Indonesia akan maju jadi negara yang hebat," pungkas Luhut.