
Jasa Marga mencatat lebih dari 1,2 juta kendaraan meninggalkan Jabodetabek pada mudik lebaran Idul Fitri 1444 H.
Jumlah ini lebih banyak dibandingkan prediksi arus mudik pada periode yang sama, yakni sebesar 1, 1 juta lebih kendaraan.


Hal ini berdampak pada lengangnya lalu lintas di sejumlah jalan protokol di Jakarta. Salah satunya, di Jalan Rasuna Said dan Jalan MH Thamrin yang mulanya padat, berubah menjadi sepi.


Lebaran menjadi waktu rehat yang tepat bagi Jakarta dari segala aktivitas masyarakatnya, kemacetan, bising klakson kendaraan serta panas akibat polusi, lenyap saat lebaran.



Hiruk pikuk pusat perbelanjaan seperti di Pasar Tasik Cideng, Tanah Abang pun hanya menyisakan maneken-maneken yang ditinggalkan para pedagang.


Memaknai mudik tak hanya soal pergerakan masyarakat ke kampung halaman, tapi situasi Jakarta yang ditinggalkan sebagian penghuninya.


Jika warga perantau memaknai lebaran sebagai momen membalas rindu bertemu keluarga dan teman-teman di kampung halaman. Bagi warga Jakarta, kesunyian ditinggal perantau mungkin menjadi momen yang amat dirindukan.




