Presiden Joko Widodo (kanan) menerima kunjungan Komandan Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (2/5/2019). Foto: Wahyu Putro A/ANTARA FOTO
Presiden Joko Widodo (kanan) menerima kunjungan Komandan Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (2/5/2019). Foto: Wahyu Putro A/ANTARA FOTO

Partai Demokrat angkat bicara merespons klaim Presiden Jokowi soal sering menggelar pertemuan dengan partai pimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) itu.

Kepada sejumlah pemred dalam pertemuan Senin (29/5) lalu, Jokowi mengungkap Demokrat dan PKS juga sering ke Istana seperti partai koalisi pendukung pemerintah, namun tak terang-terangan.

Sekjen Demokrat, Teuku Riefky Harsya, membantah bahwa pertemuan pimpinan Demokrat dengan Jokowi lazim terjadi. Riefky mengakui Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pernah menemui Jokowi 3 kali dalam beberapa tahun terakhir, namun karena momen atau undangan khusus.

"Saya bertanya dan memohon penjelasan dari Bapak SBY baik dalam kapasitasnya sebagai Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat maupun sebagai Presiden RI Ke-6. Saya juga bertanya dan memohon penjelasan dari Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono untuk tujuan yang sama, karena sekali lagi, dua tokoh inilah yang memungkinkan baik secara organisatoris maupun secara pribadi bertemu presiden di Istana," terang Riefly dalam rilisnya, Rabu (31/5).

"Bapak SBY dalam waktu 3,5 tahun ini, tercatat 3 kali bertemu dengan Presiden Joko Widodo. Pertama, terjadi pada tanggal 10 Oktober 2019 di Istana Merdeka, siang hari. Pertemuan itu atas inisiatif dan undangan Presiden Joko Widodo," tambah dia.

Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (kedua kanan) berjalan memasuki ruangan saat pembukaan Kongres V Partai Demokrat di Jakarta. Foto: ANTARA/M Risyal Hidayat
Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (kedua kanan) berjalan memasuki ruangan saat pembukaan Kongres V Partai Demokrat di Jakarta. Foto: ANTARA/M Risyal Hidayat

Pertemuan kedua yakni saat SBY menghadiri pernikahan putra Jokowi, Kaesang Pangarep, di Solo. Pertemuan itu terjadi malam hari dan SBY hadir bersama AHY beserta istri dan Edhie Baskoro Yudhoyono beserta istri, memenuhi undangan malam hari guna mengucapkan selamat atas pernikahan putra Jokowi.

"Ketiga, Bapak SBY bertemu Presiden Joko Widodo di Kawasan Garuda Wisnu Kencana (GWK) Bali pada tanggal 15 November 2022 waktunya juga malam hari karena undangan yang diterima Bapak SBY adalah menghadiri Gala Dinner G20 pada malam hari," terang Riefky.

"Ketiga pertemuan tersebut yang menentukan tempat dan waktunya adalah Presiden Joko Widodo, dan Bapak SBY menghormati Presiden Joko Widodo sebagai Kepala Negara, yang sedang mengemban amanah saat ini. Artinya, ketiga pertemuan itu inisiatif datang dari Presiden Joko Widodo. Bukan atas inisiatif Bapak SBY apalagi meminta waktunya malam hari," paparnya.

Sekjen Partai Demokrat, Teuku Riefky Harsya. Foto: Dok. Partai Demokrat
Sekjen Partai Demokrat, Teuku Riefky Harsya. Foto: Dok. Partai Demokrat

AHY Bertemu Jokowi Sekali

Sementara, Riefky menerangkan AHY hanya sekali menemui Jokowi dalam 3,5 tahun terkahir atas rekomendasi SBY. Jokowi mengundang AHY dalam rangka membahas manuver KSP Moeldoko yang berupaya mengambil alih Demokrat.

"Selama 3,5 tahun terakhir ini, Ketua Umum AHY hanya pernah satu kali bertemu Presiden Joko Widodo tanggal 9 Maret 2021. Pertemuan itu atas permintaan pihak Istana dan tempat yang dipilih adalah Istana Bogor, malam hari" jelas dia.

Dalam pertemuan dengan AHY itu, Presiden Jokowi menjelaskan, beliau tidak tahu menahu dengan apa yang dilakukan oleh KSP Moeldoko untuk mengambil alih Partai Demokrat. Begitulah pengakuan dari Presiden Joko Widodo yang disampaikan kepada Ketua Umum AHY.

Riefky meminta publik dapat mengerti duduk persoalan sesungguhnya dan tidak berprasangka kepada Partai Demokrat. Ia tak ingin seolah-olah Partai Demokrat kerap mencari jalan untuk menemui Jokowi diam-diam pada malam hari.

"Empat kali pertemuan antara Presiden Joko Widodo dengan tokoh Partai Demokrat, Bapak SBY dan Ketum AHY, terjadi 2-3 tahun yang lalu. Pertemuan-pertemuan itu bukan yang sering digambarkan oleh publik sebagai pertemuan politik yang lazim dilakukan Presiden Joko Widodo dengan partai-partai politik pendukung pemerintah," jelas dia.

"Kalau tidak kami klarifikasi, bisa saja Partai Demokrat dituduh “kucing-kucingan” yang semua itu tidak pernah kami lakukan. Jika ada perbedaan pendapat dengan pihak Istana, kami Partai Demokrat termasuk Bapak SBY dan Ketum AHY siap untuk “dikonfrontir” baik dengan Presiden Joko Widodo maupun pembantu-pembantunya," pungkas dia.

Gerbang Fakta

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *