Menteri Investasi Bahlil Lahadalia dan Eks PM Inggris Tony Blair di Indonesia Pavilion, Davos, Swiss, Rabu (18/1/2023). Foto: Dok. Kementerian Investasi
Menteri Investasi Bahlil Lahadalia dan Eks PM Inggris Tony Blair di Indonesia Pavilion, Davos, Swiss, Rabu (18/1/2023). Foto: Dok. Kementerian Investasi

Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengeluhkan anggaran kementeriannya stagnan, sementara dia harus mengejar investasi yang targetnya selalu naik tiap tahun.

Kementerian Investasi/BKPM tahun ini ditargetkan mendapat realisasi investasi sebesar Rp 1.400 triliun dan 2024 nanti sebesar Rp 1.600 triliun. Target tahun dipatok pemerintah lebih tinggi agar pertumbuhan ekonomi Indonesia terjaga di atas 5,3 persen.

"Tugas saja yang dikasih, uangnya enggak dikasih. Jadi kalau enggak sampai (target) jangan salahkan Kementerian Investasi," kata Bahlil saat Raker dengan Komisi VI DPR RI, Jumat (9/6).

Pagu indikatif yang diberikan untuk Kementerian Investasi/BKPM dalam tahun anggaran 2024 adalah Rp 1,22 triliun. Kementerian Investasi/BKPM kemudian mengajukan usulan tambahan sebesar Rp 875 miliar.

Tambahan anggaran tersebut salah satunya digunakan untuk Online Single Submission (OSS). Padahal, OSS ini adalah sistem perizinan berusaha terintegrasi yang digunakan pemerintah untuk mempermudah investasi masuk ke Indonesia.

Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalila (kanan) pada Upacara Hari Lahir Pancasila di Lapangan Monas, Jakarta, Kamis (1/6/2023). Foto: Laily Rachev/Biro Pers Sekretariat Presiden
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalila (kanan) pada Upacara Hari Lahir Pancasila di Lapangan Monas, Jakarta, Kamis (1/6/2023). Foto: Laily Rachev/Biro Pers Sekretariat Presiden

Bahlil juga mencontohkan ketimpangan antara alokasi anggaran untuk OSS ini, sebesar Rp 30 miliar, dibanding dengan anggaran yang digelontorkan untuk aplikasi di Kementerian Keuangan yang kata dia nilainya ratusan miliar bahkan triliunan.

"Kalau minta OSS harus bagus, kasih anggaran yang bagus, kalau enggak bagus jangan tanya. Jadi ada wartawan di sini, tulis saja supaya Kemenkeu juga dengar, enggak apa-apa dong kita fair-fair saja," tegas Bahlil.

Dengan anggaran hanya Rp 30 miliar, investasi yang harus didapatkan Indonesia lebih dari Rp 1.000 triliun. Menurutnya untuk pemutakhiran sistem OSS ini diperlukan anggaran yang besar. Sementara investasi di Indonesia menjadi penggerak ekonomi bangsa, mulai dari sektor industri, perdagangan, sampai penerimaan pajak negara.

"Ini bukan curhat lagi. Supaya enggak ada pertanyaan banyak terkait OSS. Jadi kalau kekurangan, ya, itu bukan curhat, ini kondisinya. Jadi kami mohon pimpinan kalau mau bagus, tambah anggaran. Kalau enggak mau tambah anggaran, jangan banyak tanya perihal ini, itu saja," pungkas dia.



Gerbang Fakta

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *