Ilustrasi Gerhana Matahari Total Foto: REUTERS/Mike Blake
Ilustrasi Gerhana Matahari Total Foto: REUTERS/Mike Blake

Hari ini, Kamis (20/4), fenomena super langka Gerhana Matahari Hibrida terjadi di Indonesia. Namanya hibrida karena fenomena ini dapat terlihat sebagai Gerhana Matahari Total maupun Gerhana Matahari Cincin, tergantung lokasi pengamatan.

Andi Pangerang, peneliti Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), menjelaskan pengamat di suatu lokasi menyaksikan Gerhana Matahari Total. Sedangkan pengamat lain di lokasi berbeda melihat Gerhana Matahari Cincin.

"Hal ini dikarenakan jarak Bumi-Bulan yang berubah-ubah saat bayangan Bulan jatuh ke permukaan Bumi, sehingga ada wilayah yang mengalami Gerhana Matahari Total dan wilayah lainnya mengalami Gerhana Matahari Cincin," katanya dalam pernyataan resmi di situs Edukasi Sains Antariksa BRIN.

Berikut daftar wilayah mana saja yang kedapatan mengamati fenomena Gerhana Matahari Hibrida, baik itu wilayah yang kedapatan Gerhana Matahari Total maupun Sebagian.

Wilayah Indonesia yang Kebagian Gerhana Matahari Total

Lokasi Awal Sebagian Awal Total Puncak Gerhana Akhir Total Akhir Sebagian
Pulau Kisar
(1 mnt 10 dtk)
11.47.28
Arah 28° (TL)
Tinggi 67,8°
13.22.34
Arah 326° (BL)
Tinggi 66,6°
13.23.09
Arah 325° (BL)
Tinggi 66,5°
13.23.44
Arah 325° (BL)
Tinggi 66,4°
14.58.02
Arah 297° (BL)
Tinggi 48,4°
P. Maopora
(0 mnt 59 dtk)
11.49.14
Arah 27° (TL)
Tinggi 68,6°
13.24.36
Arah 323° (BL)
Tinggi 66,4°
13.25.05
Arah 323° (BL)
Tinggi 66,4°
13.25.35
Arah 323° (BL)
Tinggi 66,3°
14.59.48
Arah 296° (BL)
Tinggi 47,9°
Pulau Damar
(1 mnt 24 dtk)
11.52.14
Arah 23° (TL)
Tinggi 69,9°
13.27.28
Arah 319° (BL)
Tinggi 65,7°
13.28.25
Arah 319° (BL)
Tinggi 65,6°
13.28.52
Arah 323° (BL)
Tinggi 65,6°
15.02.45
Arah 294° (BL)
Tinggi 46,6°
P. Watubela
(1 mnt 05 dtk)
12.04.00
Arah 8° (U)
Tinggi 74,1°
13.40.16
Arah 306° (BL)
Tinggi 63,1°
13.40.49
Arah 305° (BL)
Tinggi 63,0°
13.41.21
Arah 305° (BL)
Tinggi 62,9°
15.13.22
Arah 289° (B)
Tinggi 42,4°
Kp. Antalisa
(1 mnt 11 dtk)
12.08.22
Arah 0° (U)
Tinggi 75,2°
13.44.38
Arah 302° (BL)
Tinggi 61,8°
13.45.14
Arah 301° (BL)
Tinggi 61,7°
13.45.49
Arah 305° (BL)
Tinggi 61,6°
15.16.59
Arah 288° (B)
Tinggi 40,8°
Randepandai
(1 mnt 01 dtk)
12.13.45
Arah 348° (U)
Tinggi 76,0°
13.50.01
Arah 297° (BL)
Tinggi 60,0°
13.50.32
Arah 297° (BL)
Tinggi 59,9°
13.51.02
Arah 297° (BL)
Tinggi 59,8°
15.21.11
Arah 286° (B)
Tinggi 38,8°
Roswar
(0 mnt 57 dtk)
12.15.01
Arah 346° (BL)
Tinggi 76,1°
13.51.17
Arah 296° (BL)
Tinggi 59,6°
13.51.45
Arah 296° (BL)
Tinggi 59,5°
13.52.14
Arah 296° (BL)
Tinggi 59,4°
15.22.09
Arah 286° (B)
Tinggi 38,4°
Pulau Num
(1 mnt 05 dtk)
12.18.09
Arah 339° (BL)
Tinggi 76,2°
13.54.17
Arah 294° (BL)
Tinggi 58,4°
13.54.45
Arah 294° (BL)
Tinggi 58,3°
13.55.14
Arah 294° (BL)
Tinggi 58,2°
15.24.27
Arah 285° (B)
Tinggi 37,1°
Wooi, Serui
(1 mnt 11 dtk)
12.18.32
Arah 337° (BL)
Tinggi 75,9°
13.54.49
Arah 294° (BL)
Tinggi 57,9°
13.55.08
Arah 294° (BL)
Tinggi 57,9°
13.55.28
Arah 294° (BL)
Tinggi 57,8°
15.24.42
Arah 285° (B)
Tinggi 36,8°
Biak Kota
(1 mnt 05 dtk)
12.20.51
Arah 332° (BL)
Tinggi 75,8°
13.56.49
Arah 293° (BL)
Tinggi 57,1°
13.57.18
Arah 293° (BL)
Tinggi 57,0°
13.57.48
Arah 305° (BL)
Tinggi 56,9°
15.26.20
Arah 289° (BL)
Tinggi 42,4°

Wilayah Indonesia dengan Gerhana Matahari Sebagian, Tingkat Gerhana (Obskurasi)

WIB (Waktu Indonesia Barat)

Kota Awal Sebagian Puncak Gerhana Akhir Sebagian Durasi Gerhana Obskurasi Lebar
Banda Aceh TIDAK TERJADI GERHANA
Medan 10.13.09 10.50.18 11.28.54 1 jam 15 mnt 3,36% 0,0928
Padang 09.48.32 10.44.04 11.42.59 1 jam 54 mnt 12,83% 0,23
Pekanbaru 09.53.41 10.49.08 11.47.40 1 jam 54 mnt 12,29% 0,2235
Tanjungpinang 09.53.14 10.55.39 12.01.26 2 jam 08 mnt 17,60% 0,2858
Jambi 09.44.08 10.48.46 11.57.26 2 jam 13 mnt 20,82% 0,3209
Bengkulu 09.36.48 10.41.44 11.51.13 2 jam 14 mnt 22,37% 0,3373
Palembang 09.39.04 10.48.02 12.01.31 2 jam 22 mnt 26,40% 0,3784
Pangkalpinang 09.41.50 10.52.23 12.07.15 2 jam 25 mnt 27,77% 0,3919
Bandarlampung 09.31.23 10.43.59 12.01.48 2 jam 30 mnt 33,09% 0,4431
Serang 09.29.27 10.44.14 12.04.24 2 jam 35 mnt 37,04% 0,4798
Jakarta 09.29.33 10.45.25 12.06.39 2 jam 37 mnt 38,81% 0,4959
Bandung 09.27.38 10.45.19 12.08.32 2 jam 41 mnt 42,81% 0,5317
Semarang 09.28.48 10.50.30 12.17.27 2 jam 49 mnt 50,63% 0,5996
Yogyakarta 09.26.41 10.48.46 12.16.17 2 jam 50 mnt 52,59% 0,6162
Surabaya 09.29.41 10.54.27 12.24.08 2 jam 54 mnt 57,96% 0,6612
Pontianak 09.49.58 11.03.05 12.20.48 2 jam 32 mnt 31,08% 0,424
Palangkaraya 09.44.03 11.07.27 12.34.15 2 jam 50 mnt 48,46% 0,5809

WITA (Waktu Indonesia Tengah)

Kota Awal Sebagian Puncak Gerhana Akhir Sebagian Durasi Gerhana Obskurasi Lebar
Denpasar 10.28.35 11.56.28 13.28.57 3 jam 00 mnt 68,72% 0,7492
Mataram 10.29.39 11.58.23 13.31.26 3 jam 02 mnt 71,11% 0,7684
Kupang 10.36.47 12.10.46 13.46.23 3 jam 10 mnt 96,80% 0,9717
Banjarbaru 10.41.08 12.06.30 13.35.23 2 jam 54 mnt 54,16% 0,6294
Samarinda 10.51.22 12.17.37 13.45.54 2 jam 55 mnt 53,01% 0,6197
Tanjungselor 11.01.32 12.25.10 13.50.01 2 jam 48 mnt 45,05% 0,5513
Manado 11.05.41 12.37.53 14.08.23 3 jam 03 mnt 68,15% 0,7446
Gorontalo 11.00.41 12.32.08 14.02.58 3 jam 02 mnt 66,25% 0,7292
Palu 10.52.56 12.22.23 13.52.58 3 jam 00 mnt 61,55% 0,6908
Mamuju 10.47.07 12.16.34 13.47.59 3 jam 01 mnt 63,57% 0,7074
Makassar 10.41.30 12.12.24 13.45.39 3 jam 04 mnt 71,61% 0,7725
Kendari 10.48.27 12.21.28 13.55.11 3 jam 06 mnt 77,24% 0,8174

WIT (Waktu Indonesia Timur)

Kota Awal Sebagian Puncak Gerhana Akhir Sebagian Durasi Gerhana Obskurasi Lebar
Sofifi 12.07.57 13.42.13 15.13.27 3 jam 05 mnt 77,08% 0,8162
Ambon 11.58.33 13.34.31 15.08.04 3 jam 09 mnt 91,43% 0,9294
Sorong 12.10.56 13.47.07 15.18.31 3 jam 08 mnt 90,56% 0,9227
Manokwari 12.16.53 13.53.23 15.23.30 3 jam 07 mnt 96,49% 0,9695
Jayapura 12.29.42 14.04.57 15.30.54 3 jam 01 mnt 88,59% 0,9077
Nabire 12.14.50 13.51.36 15.21.39 3 jam 07 mnt 94,80% 0,9562
Wamena 12.22.18 13.58.11 15.25.48 3 jam 04 mnt 86,76% 0,8932

Fenomena Super Langka

Gerhana Matahari Hibrida terakhir muncul di Indonesia pada 1807. Setelah melintasi langit Indonesia per 20 April 2023, Gerhana Matahari Hibrida baru bisa diamati lagi pada 2049 mendatang.

Gerhana Matahari Cincinnya sendiri terjadi di awal dan akhir lintasan gerhana atau penumbra. Sementara itu, pengamat di Indonesia sendiri kebagian gerhana total dan sebagian.

Penumbra Gerhana Matahari Total akan menyapu sebagian wilayah Indonesia timur, dari Timor, kepulauan di Laut Banda, sebagian Papua, hingga Biak. Sisanya, termasuk Jakarta, hanya bisa mengamati Gerhana Matahari Sebagian dengan tutupan Matahari berbeda.

Gerbang Fakta

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *