Menteri Pertahanan Republik Indonesia Prabowo Subianto menemui Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin (19/9). Foto: Dok. Tim Media Prabowo Subianto
Menteri Pertahanan Republik Indonesia Prabowo Subianto menemui Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin (19/9). Foto: Dok. Tim Media Prabowo Subianto

Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar Nurul Arifin menanggapi duet Prabowo Subianto-Airlangga Hartarto di Pilpres 2024. Nurul mengatakan, duet Prabowo-Airlangga menjadi harapan banyak kader Golkar.

Meski begitu, Golkar tidak bisa merealisasikan duet itu tanpa perhitungan matang.

"Ini memang harapan banyak kader dengan Pak Prabowo memang kami berharap semua, tapi kan kita semua juga tidak ingin ditinggalkan begitu saja, kita harus berpikir cerdas," kata Nurul di kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Senin (29/5).

Nurul menjelaskan, salah satu langkah Golkar adalah mencoba melakukan simulasi dengan memasangkan Airlangga dengan sejumlah kandidat lain, tidak hanya dengan Prabowo.

"Jadinya kita juga lihat format, misalnya Pak Airlangga dengan Pak Muhaimin, kemudian Pak Airlangga dengan Pak Zulkifli Has. Jadi semuanya dicoba untuk dibikin simulasinya begitu," ucapnya.

Nurul Arifin, anggota DPR fraksi Golkar. Foto: Aria Pradana/kumparan
Nurul Arifin, anggota DPR fraksi Golkar. Foto: Aria Pradana/kumparan

Anggota Komisi I DPR RI itu menegaskan, Golkar cukup hanya perlu berkoalisi dengan satu partai saja untuk bisa memenuhi presidential threshold dan mengusung capres dan cawapres.

Namun, Airlangga Hartarto meminta para kader agar tidak tergesa-gesa.

"Kita lihat lah karena ini sifatnya masih lama, Bapak Ketua Umum juga mengatakan kita enggak usah terburu-buru karena tidak ingin masuk ke dalam jebakan Batman gitu ya. Jebakan Batman," – Nurul Arifin.

Lebih jauh, dia juga berharap dalam kontestasi Pilpres 2024 tidak hanya ada 2 pasangan calon.

"Nah kalau publik bisa diberikan pilihan dengan lebih banyak, artinya publik juga konstituen juga bisa melihat apa sih yang mereka butuhkan," tandas dia.

Gerbang Fakta

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *