
Muhammad Rizky (23 tahun), penjual ayam bakar di Jalan Diponegoro, Kelurahan Kota Baru, Kecamatan Serang, Kota Serang, kaget menemukan plastik berisi puluhan jarum suntik bekas pakai yang masih ada bercak darahnya pada Senin (22/5).
Saat itu, sekitar pukul 17.00 WIB, Rizky hendak beres-beres untuk membuka kiosnya. Namun, tiba-tiba salah seorang karyawannya melihat ada bungkusan plastik berwarna hitam yang mencurigakan berisi jarum suntik bekas.

"Kemarin (Senin) jam 5 sore, karyawan saya sempat mengira itu sampah biasa, pas dipegang kok bentuknya agak beda, kayak bukan sampah biasa, ternyata pas dibuka itu jarum suntik," kata Rizky saat ditemui di kiosnya, Selasa malam (23/5).
Disampaikan Rizky, dirinya menduga puluhan jarum suntik bekas pakai yang masih tersisa bercak-bercak darah tersebut sengaja dibuang oknum yang tidak bertanggung jawab lantaran berada tidak jauh dari tempat sampah di lokasi tersebut.
"Saya cek masih ada bekas darahnya di setiap suntikan, dan itu jumlahnya lebih dari 20 biji, saya tidak hitung langsung, tidak berani pegang karena takut terinfeksi, dan ada bekas alkohol swab juga di dalamnya. Dan saya kira itu sengaja dibuang asal karena tidak mungkin ada di posisi itu, ada di tempat membuang sampah," ujar Rizky.
Ia mengatakan, bahwa puluhan jarum suntik bekas pakai itu pun langsung diamankan oleh petugas dari Polsek Serang usai ada laporan dari masyarakat mengenai penemuan tersebut.
"Barangnya dibawa, diambil sama pihak Polsek Serang," ucapnya.
Bahaya Membuang Suntik Bekas Pakai
Menanggapi hal itu, salah seorang Dokter di Kota Serang, dr Fauzan Mukhlis, mengatakan bahwa membuang limbah medis secara sembarangan merupakan bentuk pelanggaran karena bisa menimbulkan dampak berbahaya bagi lingkungan sekitar.
"Jelas itu pelanggaran, karena sampah medis seperti itu tidak bisa dibuang asal. Kalau bekas suntikan itu misalnya bekas suntikan penyakit GO, Rajasinga, bahkan HIV itu bisa berdampak buruk terhadap lingkungan," ungkap dr Fauzan.

Ia menerangkan, bahwa setiap tempat baik itu praktik mandiri, klinik, hingga rumah sakit memiliki regulasi yang harus dipatuhi dalam membuang setiap limbah-limbah medisnya agar tidak mencemari lingkungan.
Bahkan lanjutnya, setiap tempat pelayanan kesehatan harus memiliki tempat khusus untuk membuang limbah medis sebelum nanti diambil oleh para petugas pengolah limbah yang disertai dengan tanda serah terima penyerahan limbah medis dari perusahaan pengolah limbah yang terdaftar di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kementerian Kesehatan.
"Secara regulasi itu, misalkan untuk klinik itu harus ada ruang khusus membuang limbah medis, dan kalau praktik mandiri itu minimal ada box khusus berwarna kuning. Jadi biasanya limbah medis itu akan diangkut sama transporter kalau sudah penuh, dan ketika itu diambil biasanya ada dokumen serah terima dan berita acaranya juga, nanti biasanya kita juga dapat sertifikatnya juga," jelas dr Fauzan.
Ia menduga, bahwa limbah medis bekas pakai itu dibuang oleh oknum-oknum yang membuka praktik kesehatan secara mandiri lantaran hanya berisi jarum suntik saja.
"Kemungkinan besar itu dibuang oknum yang membuka praktik mandiri, karena isinya cuma suntikan saja. Kalau itu dilakukan sama klinik atau rumah sakit jelas itu bisa kena teguran keras," tandasnya.