
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, mengungkapkan Singapura akan berinvestasi di industri panel surya di Indonesia, sebagai bentuk hilirisasi komoditas pasir silika.
Luhut menyebutkan, alih-alih ekspor listrik hasil energi baru terbarukan (EBT) ke Singapura, dia meminta negara tetangga tersebut untuk berinvestasi. Dia menyebutkan rencana kerja sama akan diresmikan dalam waktu dekat.
"Saya berbicara tentang panel surya, mereka ingin kami mengekspor energi (listrik) panel surya ke Singapura, tetapi kemudian saya berkata, tidak, tidak, tidak, kami tidak akan melakukan itu," tegasnya saat acara DBS Asian Insight Forum 2023, Rabu (15/3).
Dia mengaku telah melapor kepada Presiden Jokowi bahwa kerja sama terkait panel surya harus end to end (terintegrasi). Pasalnya, Indonesia sudah memiliki bahan bakunya yang melimpah.
Luhut juga mengungkapkan, kerja sama dengan Singapura berupa pembangunan pabrik panel surya beserta ekosistemnya dengan investasi kira-kira mencapai USD 50 miliar atau setara Rp 773 triliun.
"Semua kalau nanti dengan ekosistemnya terbangun kira-kira USD 50 miliar," ungkap dia.

Selain pabrik panel surya, dia juga menginginkan ekosistemnya terbangun dengan lebih komprehensif, termasuk pengembangan baterai, mengingat listrik dari panel surya bersifat intermiten atau sementara.
Meski begitu, Luhut tidak membeberkan lebih lanjut terkait perusahaan mana yang terlibat dalam kerja sama tersebut atau kepastian di mana pabrik panel surya akan dibangun di Indonesia.
"Kita bisa membuat panel surya di sini, kita bisa membuat baterainya di sini, kita bisa mendiskusikan bagaimana kita berinvestasi bersama dengan Singapura," pungkas Luhut.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Dewan Energi Nasional (DEN), Djoko Siswanto, mengungkapkan Indonesia akan membangun pabrik panel surya pertama di tanah air untuk menyerap produksi pasir silika.

Djoko menuturkan, selama ini Indonesia terlalu bergantung pada impor komponen panel surya dari China. Sementara bahan baku industri panel surya di negeri tirai bambu banyak berasal dari Indonesia.
"Kita meminta dana Rp 4 triliun untuk membangun sendiri produksi sel surya, selama ini kita impor dari China karena mereka itu pabriknya sudah besar, kita ekspor bahan baku pasir silika ke sana," jelasnya saat Energy & Mining Outlook 2023, Kamis (23/2).
Berdasarkan uji kelayakan (feasibility study), lanjut dia, untuk membangun pabrik ini membutuhkan dana Rp 4 triliun. Djoko juga menyebutkan ada 4 perusahaan yang akan bekerja sama untuk membangun pabrik ini.
Dia menuturkan perusahaan yang sudah bekerja sama yakni PT Len Industri (Persero), PT PLN Indonesia Power (Persero), dan PT Agra Surya Energi. Dia juga berencana akan mengajak PT Pertamina (Persero) untuk ikut serta dalam kerja sama ini.
Pihaknya juga akan menindaklanjuti PT Mirah Ganal Energi yang akan menyiapkan pertambangan pasir silika di sekitar Pulau Bangka dengan dana USD 2 miliar, sementara pabriknya akan dibangun di Batam.