Pergeseran pola cuaca dan hujan di Gaza, membuat para petani hanya mampu memanen seperempat dari gandum yang pernah dia tanam di tanahnya. Foto: Ibraheem Abu Mustafa/REUTERS
“Tahun lalu hujan datang sedikit lebih awal, dan (batang) gandum lebih kuat, jauh lebih baik dan lebih tinggi dari tahun ini. Hujan datang terlambat (tahun ini), jadi tentu saja mempengaruhi panen dan jumlah hasil panen," kata Qudeih, salah satu petani gandum. Foto: Ibraheem Abu Mustafa/REUTERS
Dikutip dari Reuters, perwakilan dari Kementerian Pertanian Palestina Mohammad Odah, mengatakan panen gandum tahunan telah turun menjadi 4.000 ton tahun ini dibandingkan tahun 2022 yang mencapai 5.000 ton. Foto: Ibraheem Abu Mustafa/REUTERS
Odah menambahkan, penurunan panen gandum ini akibat perubahan iklim dan terbatasnya lahan subur di Jalur Gaza. Foto: Ibraheem Abu Mustafa/REUTERS
“Kurangnya curah hujan dan curah hujan yang kecil pada hari-hari hujan telah mempengaruhi jumlah produksi dan kualitasnya, terlebih lagi jumlah produksi gandum menurun dibandingkan tahun-tahun sebelumnya,” katanya. Foto: Ibraheem Abu Mustafa/REUTERS
Panen gandum lokal hanya menyumbang 2 persen dari konsumsi di daerah kantong, yang 2,3 juta orangnya menganggap roti pipih tradisional sebagai bagian tak terpisahkan dari makanan mereka. Foto: Ibraheem Abu Mustafa/REUTERS
Foto: Ibraheem Abu Mustafa/REUTERS

Pergeseran pola cuaca dan hujan di Jalur Gaza, membuat para petani hanya mampu memanen seperempat dari gandum yang pernah dia tanam di tanahnya.

“Tahun lalu hujan datang sedikit lebih awal, dan (batang) gandum lebih kuat, jauh lebih baik dan lebih tinggi dari tahun ini. Hujan datang terlambat (tahun ini), jadi tentu saja mempengaruhi panen dan jumlah hasil panen," kata Qudeih, salah satu petani gandum.

Dikutip dari Reuters, perwakilan dari Kementerian Pertanian Palestina Mohammad Odah, mengatakan panen gandum tahunan telah turun menjadi 4.000 ton tahun ini dibandingkan tahun 2022 yang mencapai 5.000 ton.

Seorang pria menggiling gandum selama musim panen di sebuah peternakan di Khan Younis di selatan Jalur Gaza. Foto: Ibraheem Abu Mustafa/REUTERS
Seorang pria menggiling gandum selama musim panen di sebuah peternakan di Khan Younis di selatan Jalur Gaza. Foto: Ibraheem Abu Mustafa/REUTERS

Odah menambahkan, penurunan panen gandum ini akibat perubahan iklim dan terbatasnya lahan subur di Jalur Gaza.

“Kurangnya curah hujan dan curah hujan yang kecil pada hari-hari hujan telah mempengaruhi jumlah produksi dan kualitasnya, terlebih lagi jumlah produksi gandum menurun dibandingkan tahun-tahun sebelumnya,” katanya.

Panen gandum lokal hanya menyumbang 2 persen dari konsumsi di daerah kantong, yang 2,3 juta orangnya menganggap roti pipih tradisional sebagai bagian tak terpisahkan dari makanan mereka.

Gerbang Fakta

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *