
Persija Jakarta dan Persib Bandung akan memperebutkan posisi runner-up klasemen Liga 1 2022/23. Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, menegaskan ancaman sanksi berat jika adanya main mata.
'Macan Kemayoran' akan menghadapi PSS Sleman di pekan terakhir Liga 1 2022/23, Sabtu (15/4). Di hari yang sama, Persib akan melawan Persikabo.
Persija berhak untuk posisi runner-up andai mengalahkan PSS. Sementara itu, Persib akan naik ke peringkat kedua jika menang atas Persikabo dan di saat yang sama, Persija imbang atau kalah dari PSS.

Erick memberikan reaksi keras ketika disinggung soal main mata. Ia menegaskan seluruh pihak yang bermain, pemain, wasit, hingga klubnya akan dijatuhkan hukuman berat.
"Main mata? Nyolong dong? Saya rasa saya Pak Zainudin Amali dan Exco punya komitmen sepak bola yang bersih dan tentu berprestasi. Jadi kalau ternyata liga besok ada main mata hukumannya sangat berat," kata Erick di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Jumat (14/4).
"Wasitnya dihukum seumur hidup, pemainnya dihukum seumur hidup, ya, klubnya degradasi aja sekalian. Serius ini. Kita sudah punya komitmen itu. Jadi tidak ada istilah main-main sekarang karena kita ingin menciptakan sepak bola yang bersih dan berprestasi," sambungnya.

Meski menegaskan ancaman sanksi berat jika adanya permainan, Erick mengaku tak memberikan pengawasan khusus. Menurutnya, hal tersebut bisa tercium karena teknologi sudah maju.
"Sekarang era modern, bisa direkam bisa diulang cari pengamat yang bagus, ya, statistik di media sosial juga kelihatan kok," tutur Erick.
"Tadi saya saja baru bertemu dengan para pakar statistik di kantor saya itu kami sedang me-review pertandingan-pertandingan di Liga 3, Liga 2, Liga 1 musim ini,"
"Kami akan deteksi kalau ada permainan seperti itu. Ya kita harap ke depannya harus tidak ada," pungkasnya.