
Seorang pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) dipecat dari jabatannya. Ia diduga telah melakukan pelecehan seksual terhadap mahasiswi.
Keputusan itu tertuang dalam Surat Keputusan (SK) bernomor 015/UN23.7.12/KM.04.01/002/2023 berisi pemberhentian secara tidak hormat Menteri Dalam Negeri BEM FEB Unsoed 2023 berinisial AHM karena telah melakukan pelecehan seksual.
SK itu turun pada 5 Maret 2023 dan ditandatangani oleh Presiden BEM FEB Unsoed Rafi Muhammad Warits.
Presiden BEM FEB Unsoed, Rafi Muhammad Warits, membenarkan adanya SK tersebut. Ia mengatakan, pelecehan itu terjadi pada pertengahan bulan Februari.
"Kejadiannya (dugaan pelecehan seksual) pertengahan-awal bulan kemarin. Laporannya ke kami akhir bulan kemarin, kira-kira tiga minggu setelah kejadian," ujar Rafi kepada wartawan, Selasa (7/3).
Pihaknya kemudian, melakukan klarifikasi terhadap terduga AHM dan korban secara terpisah. Pelaku pun mengakui perbuatannya.
"Pelaku dan korban menyampaikan hal serupa. Dalam rapat pimpinan, pelaku juga minta maaf. Kesepakatannya pelaku dicopot, untuk transparansi (SK) di-share, dengan menyertakan kenapa dicopot dan nama lengkap," ungkap Rafi.
Sementara itu, Ketua Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) Unsoed, Tri Wuryaningsih menegaskan, pihak universitas masih mendalami kasus tersebut.
"Pertama harus mendengarkan kesaksian korban. Selanjutnya assessment kebutuhan korban, trauma atau tidak. Kalau trauma, penanganan traumanya dulu, baru memanggil terduga pelaku. Kami butuh waktu dan tidak mau gegabah karena ini menyangkut nasib orang," tegas dia.
Namun, ia menegaskan, pihaknya akan memberikan sanksi tegas apabila pelaku terbukti melakukan pelecehan seksual terhadap mahasiswi.
"Perlu kita dalami semua, setelah cukup bukti kami buat rekomendasi sanksi kepada rektor. Sanksi mengikuti tingkatan, ringan, sedang berat. Kalau pelanggaran berat akan diberhentikan," kata Tri.