Pemantauan hilal di Observatorium Teungku Chiek Kuta Karang Lhoknga, Aceh Besar, pada tahun 2020. Foto: Ahmad Ariska/acehkini
Pemantauan hilal di Observatorium Teungku Chiek Kuta Karang Lhoknga, Aceh Besar, pada tahun 2020. Foto: Ahmad Ariska/acehkini

Saat ini kita sudah berada di penghujung Syakban 1444 H, artinya sebentar lagi akan memasuki bulan istimewa yang sangat dinantikan oleh seluruh umat Islam di dunia ini, Ramadhan Mubarak.

Pertemuan kita dengan Ramadhan menjadi misteri karena tidak ada jaminan bagi seseorang untuk bertemu dengan tamu agung tersebut. Maka mari kita berdoa semoga berjumpa kembali dengan bulan penuh kemuliaan itu tahun ini.

Ramadhan adalah tamu istimewa lebih dari segala event besar yang ada atau lebih penting tamu penting lainnya. Ramadhan merupakan anugerah Allah yang luar biasa, peluang dan jalan mempersiapkan masa depan kita di dunia dan akhirat.

Seperti halnya dalam kehidupan sehari-hari betapa sibuknya kita melakukan persiapan untuk menyukseskan sebuah event besar. Sejatinya, dalam menyambut Ramadhan, kita juga harus bersikap seperti itu, bahkan persiapan yang dilakukan harus lebih matang. Kita tidak seharusnya bersikap biasa-biasa saja dan cuek.

Berbagai keutamaan yang terdapat dalam bulan Ramadhan tentunya telah banyak disampaikan melalui ceramah, bacaan dan berbagai sarana media lainnya. Sehingga akan terasa tawar jika keutamaan yang begitu besar tidak dinikmati dan kita upayakan dengan sempurna.

Syeikh Ramadhan al Buti mengatakan, Ramadhan merupakan bulan paling mulia. Pada bulan ini permulaan Al-Qur’an diturunkan, dia merupakan bulan ketaatan, ibadah dan perbuatan baik. Ramadhan juga bulan penuh ampunan, rahmat dan keridhaan.

Dalam bulan ini terdapat Lailatul Qadar yang lebih baik daripada seribu bulan. Bulan Ramadhan juga sarana bagi seorang mukmin untuk memperbaiki perilakunya, ibadahnya, menata urusan dunianya, serta kesempatan terkabulnya doa.

Berbagai keutamaan yang terkadung dalam bulan Ramadhan telah dijelaskan dalam sejumlah hadits, di antaranya Rasulullah SAW bersabda; ”Kalau saja manusia tahu apa yang terdapat pada bulan Ramadhan, pastilah mereka berharap Ramadhan itu selama satu tahun.” (HR Thabrani).

Namun banyak orang sering lupa bahwa Ramadhan adalah bulan agung yang pahala ibadah sunat seperti wajib, pahala berlipat ganda dan berbagai keutamaan lainnya. Sikap lupa ini membuat kita menyambut tamu agung ini begitu saja, tanpa ada persiapan yang matang.

Perlu diketahui untuk mencapai sesuatu yang baik dan hasil yang maksimal, maka kita juga harus menempuh dengan cara dan jalan yang terbaik pula. Sungguh tawaran bonus dari Ramadhan ini luar biasa. Akan tetapi semua itu akan sia-sia saja, jika kita tidak memanfaatkannya dengan mempersiapkan diri sebaik mungkin.

Maka, kalau kita ingin Ramadhan kali ini lebih maksimal, lebih sukses dan lebih berkah tentu kita juga harus melakukan berbagai persiapan sejak awal demi tercapai tujuan tersebut, mempersiapkan segala bekal untuk menyambutnya. Sehingga, saat ia tiba kita bisa melayaninya dengan pelayanan sempurna.

Mari mencontoh para sahabat dan ulama-ulama terdahulu dalam menyambut bulan Ramadhan, mereka senantiasa menyambutnya dengan bahagia, persiapan mental dan spiritual yang mantap. Bahkan jauh hari mereka telah berdoa “Ya Allah berkahilah kami pada bulan Rajab dan Syakban dan sampaikanlah kami ke bulan Ramadhan.”

Mungkin, kalau dihitung, secara rata-rata kita sudah pernah bertemu dengan Ramadhan sekitar belasan dan puluhan kali, tapi adakah yang tersisa dari itu? Tentu jawabannya sangat tergantung pada diri masing-masing.

Lalu, bagaimana dengan tahun ini, akankah menjadi ia berbeda dari sebelumnya dan lebih fokus beribadah atau kita akan membiarkannya berlalu begitu saja seperti Ramadhan-ramadhan sebelumnya.

Oleh karena itu, ada beberapa hal yang harus kita lakukan sebagai bekal kita dalam menyambut Ramadhan, mulai dari persiapan sebelum datangnya Ramadhan, dan apa yang kita lakukan saat berada di dalam bulan Ramadhan.

Bekal pertama adalah persiapan spiritual dan jasmani, yaitu memperbanyak ibadah-ibadah sebelum memasuki bulan Ramadhan seperti zikir, istigfar, puasa pada Rajab dan Syakban, memohon ampun kepada Allah (Taubat) dan juga yang paling penting saling memaafkan sesama manusia dan berdoa kepada Allah agar dipertemukan dengan bulan Ramadhan ini.

Bekal ini sangat penting, karena kalau jiwa (spiritual) bagus dan hati sudah bersih akan menjadi modal awal menyambut Ramadhan dengan gegap gempita. Kemudian bekal yang kedua yaitu persiapan fisik agar tetap sehat sehingga bisa melaksanakan ibadah dengan maksimal seperti puasa, tilawah, qiyamul lail (tarawih) dan lain-lain yang sangat membutuhkan kesehatan jasmani.

Adapun bekal ketiga adalah persiapan ilmu, dengan cara mempelajari dan mengkaji kembali fiqih shiam (puasa), zakat, i’tikaf dan lain-lainnya. Agar dalam pelaksanaan ibadah selama Ramadhan bisa berjalan dengan baik dan sempurna sesuai tuntutan didasari pada pemahaman yang baik, tidak sekadar ikut-ikutan.

Selanjutnya persiapan yang keempat yaitu persiapan harta (Maal), yaitu sebelum Ramadhan sudah mempersiapkan bekal dalam bentuk materi untuk menyambut Ramadhan, dengan tujuan dapat terpenuhi kebutuhan sehari-hari selama Ramadhan, kemudian bisa untuk bersedekah dan bahkan kalau memungkinkan juga bisa menyediakan atau memberi bukaan kepada orang lain yang berpuasa.

Ilustrasi tarawaih di Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh. Foto: Abdul Hadi/acehkini
Ilustrasi tarawaih di Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh. Foto: Abdul Hadi/acehkini

Kemudian bekal yang kelima adalah perencanaan yang matang, menyusun jadwal dan target yang ingin dicapai dalam bulan Ramadhan. Boleh juga dibuat dalam bentuk cek list seperti target berapa kali khatam Al-Qur’an, jadwal evaluasi salat jama’ah, qiyamul lail, shadaqah dan lainnya. Hal ini bertujuan agar kita lebih mudah untuk mengontrol dan sebagai alarm bagi diri kita masing-masing.

Selanjutnya mari sambut Ramadhan 1444 H dengan bekal sempurna, memiliki tekad yang kuat, semangat baru, hidup lebih berwarna dan lebih bermanfaat agar dapat meraih berbagai fadhilah dan gelar Master Of Taqwa (M. Tq) yang dijanjikan Allah.

Kalau kita mengetahui tentang sebuah perjalanan yang akan ditempuh itu dengan jarak yang jauh, tentu kita akan mempersiapkan segala kebutuhan dengan persiapan yang sangat matang, sehingga perjalanan tersebut tidak mengecewakan.

Semestinya begitu juga yang harus dilakukan dengan datangnya bulan Ramadhan, mempersiapkan dengan matang, sehingga saat bertemu nanti, kita benar-benar telah siap dan akan memetik setiap butiran mutiara keutamaan yang terdapat di dalamnya.

Semoga Allah memberkahi kita semua pada bulan Rajab dan Syakban, dan memberikan kesempatan untuk bertemu dengan bulan Ramadhan serta diberikan keberkahan Ramadhan bagi kita. Amin []

Penulis: Muhammad Nasril Lc MA
Penghulu Kantor Urusan Agama Kuta Malaka Aceh Besar. Sedang menempuh studi doktor di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Gerbang Fakta

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *