
Dua bulan berlalu, pilot Susi Air, Philip Max Merhtens, masih disandera KKB di pegunungan Papua. Pemerintah termasuk TNI-Polri masih mengupayakan upaya pembebasan.
Muncul pertanyaan, mengapa markas KKB tidak diserbu saja untuk operasi penyelamatan pilot Max Merhtens?
Panglima TNI Laksamana Yudo Margono menjelaskan operasi penyelamatan perlu mengedepankan cara-cara persuasif, tidak bisa operasi militer seperti perang.
"Saya tidak mau mengerahkan kekuatan TNI hanya untuk menyelamatkan pilot. Pilot tetap kita selamatkan dengan cara-cara yang persuasif, karena kalau saya serang dengan kekuatan kita enggak ada artinya."- Yudo Margono di Halim Perdanakusuma, Minggu (9/4).
Mantan Kepala Staf Angkatan Laut itu menjelaskan operasi militer bisa menimbulkan banyak korban jiwa, termasuk kemungkinan pilot yang tewas.
"Meraka (KKB) pasti sudah ancang-ancang kalau diserang TNI, pasti pilot akan dibunuh sama mereka. Nanti difitnah TNI yang membunuh atau Polri," ucap Yudo.

Yudo juga sebelumnya sudah menyebut TNI punya prajurit dan senjata terbaikt untuk menggelar operasi militer. Namun nyawa pilot adalah prioritas, tidak melulu harus dengan cara-cara militer yang bisa jadi lebih banyak kerugiannya.
"Kalau perang pasti banyak ruginya, pasti banyak penduduk, banyak masyarakat yang jadi korban, karena memang sengaja digunakan mereka sebagai tameng. Jadi kita harus terus berhati-hati," ujarnya.
Yudo menambahkan keselamatan masyarakat, termasuk tokoh agama dan pemerintah setempat juga menjadi pertimbangan TNI lebih memilih cara persuasif daripada operasi militer.
"Dan para bupati khususnya Pjs Bupati Nduga yang selama ini terus meminta supaya bersabar, TNI akan berusaha semaksimal mungkin agar tidak timbul korban jiwa," pungkasnya.
