
Aditya Hasibuan (19) tak hanya melakukan penganiayaan terhadap mahasiswa bernama Ken Admiral. Pada peristiwa Desember 2022 itu, dia juga melakukan perusakan terhadap mobil yang dikendarai oleh Ken.
"Terlapor melakukan penyerangan dan pengerusakan mobil kepada pelapor," kata Direktur Reskrimum Polda Sumut, Kombes Sumaryono, di Polda Sumut, Selasa (25/4).
Sumaryono mengatakan, peristiwa tersebut terjadi pada 21 Desember 2022 di Jalan Karya, Medan Helvetia, Kota Medan. Saat itu, Aditya Hasibuan memberhentikan mobil Ken Admiral.
"Saat itu terlapor menyuruh pelapor berhenti kemudian melakukan pemukulan sebanyak tiga kali," kata dia.
Pemukulan tersebut dipicu dari chatting antara pelaku dan korban terkait seorang perempuan. Namun tak dijelaskan detail perusakan mobil yang dimaksud.
Keesokan harinya, atau 22 Desember 2022, Ken Admiral bersama temannya mendatangi rumah pelaku menanyakan soal pemukulan dan perusakan mobil tersebut. Saat di kediaman Aditya inilah, penganiayaan kembali terjadi.
"Saat itu juga terjadi penganiyaan sebagaimana yang dikenakan tersebut," kata Sumaryono.
Kasus penganiayaan ini pun sempat diviralkan oleh akun Twitter @mazzini_gsp pada 25 April 2023.
Akun Twitter tersebut mengunggah video saat penganiayaan terjadi: Aditya terus memukuli Ken yang terkapar. Aditya juga meludahi wajah Ken.
Ayah Aditya, AKBP Achiruddin Hasibuan, berdiri di samping anaknya membiarkan penganiayaan itu terjadi.

Ken Admiral kemudian melaporkan peristiwa penganiayaan itu ke Polrestabes Medan. Pada 27 Februari 2023, kasusnya naik penyidikan. Namun kemudian kasus tersebut ditarik ke Polda Sumut.
Kini, Aditya sudah ditetapkan sebagai tersangka. "Dikenakan Pasal 351 ayat 1 dengan ancaman hukuman maksimal 5 tahun penjara," kata Sumaryono.